Jumat, 12 Desember 2008

MITOS-MiToS PeRaWaTaN BaYi


Mitos-Mitos Perawatan Bayi

Ada banyak mitos tentang perawatan bayi yang berkembang dan terus dipertahankan di masyarakat. Sebagian salah, tapi ada pula yang secara ilmiah benar. Mana yang Anda ikuti? Berikut ini penjelasan spesialis anak Dr. H. Adi Tagor, Sp.A, DPH dari RS Internasional Bintaro seputar beberapa mitos perawatan bayi.

1. Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemah, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada, karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh, sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. “Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan, sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang,” saran Adi. Bila gurita digunakan agar pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya di sekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik, sehingga jantung tidak bisa berkembang dengan baik gara-gara gurita yang terlalu kencang.

2. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Tentu ini tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. “Kalau sampai kena kornea mata, tak bisa disembuhkan lagi.” Larangan ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya. Sebaiknya gunting dengan gunting kuku khusus untuk bayi.

3. Pusar ditindih koin agar tidak bodong. Secara ilmiah memang ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong). Kalau bodongnya besar, ya harus dioperasi, tapi kalau bodongnya kecil, bisa saja ditindih pakai koin, asal pusar bayi diberi kasa steril yang diganti setiap hari dan diikat ke belakang.

4. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak usah dipakaikan sarung. “Pemakaian sarung justru akan mengurangi perkembangan indera perasa bayi.”

5. Dibedong agar kaki tidak pengkor, Bedong bisa membuat peredaran darah bayi terganggu ln kerja jantung memompa darah menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan napas. Selain itu, bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan untuk bergerak.Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin. Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak ada kaitannya dengan pembentukan kaki. “Semua kaki bayi yang baru lahir memang bengkok. Soalnya, di dalam perut tak ada ruangan cukup bagi bayi untuk meluruskan kaki. Sehingga waktu lahir, kakinya pun masih bengkok,”

6. Sebelum berusia 40 hari, jangan memandikan bayi sore hari, Kalau memang tujuannya menjaga agar bayi tidak masuk angin sih, tidak masalah. Namun, sebaiknya bayi tetap dimandikan, sedikitnya 2 kali sehari. “Sejak dilahirkan pun sudah boleh dimandikan kok, tak perlu menunggu sampai 40 hari. Yang penting adalah waktunya. Kalau malam hari tentu tidak pas,” lanjut Adi. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi dimandikan pukul 09.00. Mandi sore tergantung suhu ruang.

7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat, kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya di bawah 40 hari. Jadi, di bawah setahun, sebaiknya jangan membawa bayi ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.

8. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan, Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalahpada usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua, bubur tim.

9. Hidung ditarik agar mancung. Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung. Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan. Jadi, meski setiap menit ditarik-tarik, kalau dari sananya tidak mancung, ya tak bakal mancung.

sumber: Kompas

HypnoBirthing, Teknik Melahirkan Minus Rasa Takut

HypnoBirthing, Teknik Melahirkan Minus Rasa Takut

HypnoBirthing®

Melahirkan dengan cara terapi hipnotis? Kenapa nggak? Konon melahirkan dengan teknik ini banyak memberi manfaat bagi calon ibu, antara lain rasa nyaman, berkurangnya rasa sakit (bahkan ada yang tidak merasakan sakit sama sekali) hingga rasa bahagia. Wah, jadi penasaran…

HypnoBirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat dan tanpa proses pembedahan.

HypnoBirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr. Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi HypnoBirthing selanjutnya dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri HypnoBirthing Institute.

Terapi ini mengajarkan para ibu untuk memahami dan melepaskan Fear-Tension-Pain Syndrome yang seringkali menjadi penyebab kesakitan dan ketidaknyamanan selama proses kelahiran.

Saat kita merasa takut, tubuh mengalihkan darah dan oksigen dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar di wilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajah ‘ditinggalkan’, makanya ada ungkapan “pucat karena ketakutan”. Dalam situasi yang menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai organ ‘tidak penting’ .

Menurut Dr. Dick-Read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih. Wah.

HypnoBirthing mengeksplorasi mitos bahwa memang rasa sakit adalah hal yang wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot-otot di tubuhnya termasuk otot rahim akan mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang lebih mudah dan bebas stres.

Dalam beberapa kasus, tahapan proses kelahiran juga menjadi lebih pendek, mengurangi kelelahan selama perjuangan melahirkan bayi dan ibu akan tetap segar, penuh energi setelah melahirkan.

“Bisa dikatakan HypnoBirthing membuat Anda melahirkan bebas dari rasa takut, tidak bebas dari rasa sakit, meskipun beberapa perempuan mengalami proses melahirkan tanpa rasa sakit sama sekali,” ujar Mongan. “Mengurangi ketakutan akan membuat tubuh ibu bekerja seperti yang seharusnya.”

Memelajari sevuah bahasa baru melahirkan merupakan kesatuan dalam pelatihan HypnoBirthing. Misalnya, ketimbang fokus pada kontraksi, seorang ibu yang mendalami HypnoBirthing mengalami sebuah ‘gelora’. Saat alam bawah sadar ibu menerima kata ‘gelora’, tubuhnya menciptakan jawaban fisiologis seketika, sebuah respon yang amat berbeda dari kata ‘kontraksi’.

Dengan memahami betapa efektifnya jawaban tubuh terhadap proses melahirkan yang lebih lembut, seorang ibu HypnoBirthing memiliki keahlian secara lisan dan visual mengenai kemampuan alaminya dalam mengikuti cara alami ideal melahirkan.

Secara cepat ibu akan belajar mempercayai insting melahirkan pada tubuhnya, bahwa tubuhnya diciptakan untuk bekerja dalam irama yang selaras saat mengeluarkan bayi ke dunia.

“Ada perbedaan besar antara HypnoBirthing dan kelas pendidikan melahirkan lainnya, dan ini bukanlah hanya potongan hipnotis. HypnoBirthing lebih menekankan melahirkan dengan cara positif, lembut, aman dan bagaimana mencapainya denganmudah,” ujar Mongan.

Pada 1958, the American Medical Association menyetujui terapi dengan menggunakan hipnotis, meski sejuah ini terapi hipnotis yang dipakai untuk memudahkan proses kelahiran bayi belum banyak diketahui publik.

sumber : hanyawanita.com

KeHaMiLaN ReSiKo TiNgGi (KRT)

KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan resiko tinggi, wanita dengan kehamilan resiko tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi ini.

Apa itu ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi?

Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan/persalinan normal.

Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi adalah ibu dengan:

1. Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik . (contoh: riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati)

2. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.

3. Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang.

4. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

5. Sudah memiliki 4 anak atau lebih.

6. Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.

7. Ibu menderita anemia atau kurang darah.

8. Perdarahan pada kehamilan ini.

9. Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai.

10. Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.

11. Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.


Bagaimana SOLUSI mengatasi kehamilan dengan resiko tinggi ?

Diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi JANGANLAH diartikan dengan makna yang selalu negative.

Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.
Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi.

Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda selama kehamilan

4 terlalu dan 3 terlambat

Perlu kita ketahui dan sangat penting bagi seorang tenaga kesehatan khususnya Bidan tentang 4 Terlalu dan 3 Terlambat


Empat Terlalu.

faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah ”empat terlalu” yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak).

Bukan hanya itu saja, penyakit yang diderita ibu pun turut mempengaruhi. Misalnya anemia, jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. ”Orang sering mengabaikan faktor kekurangan darah atau anemia. Padahal, seorang wanita hamil berarti ia membagi darahnya dengan janin. Jadi, yang paling utama adalah mengonsumsi vitamin tambah darah. Banyak ibu-ibu yang merasa dirinya sehat-sehat saja, makannya juga kuat, tubuhnya gemuk. Akhirnya malas minum vitamin. Saya selalu bilang kepada pasien, kalau vitamin itu adalah tabungan hari depan, wanita mana yang melahirkantidak berdarah.

Adapun faktor lain yang menyebabkan persalinan berisiko tinggi adalah perdarahan, infeksi, keguguran (abortus), pre eklampsia dan eklampsia. ”Hingga kini yang cukup berbahaya adalah pre eklampsia atau keracunan sebelum hamil, si ibu tidak mengalami hipertensi. Tetapi setelah hamil, tekanan darahnya meningkat secara drastis. Jadi, risikonya amat tinggi. Apalagi hingga kini penyebabnya belum ditemukan.

Selain beberapa faktor diatas, pentingnya riwayat persalinan ibu sebelumnya. ”Misalnya seorang ibu pernah hamil dan mengalami keguguran berulang kali. Berarti kehamilah sekarang tidak bisa diharapkan maksimal kualitasnya. Atau proses persalinan sebelumnya sangat lama dan bayinya meninggal. Begitu pula jika proses persalinan yang dulu dilakukan dengan cara caesar, risikonya juga tinggi,”

Satu lagi faktor internal yang tak boleh dilupakan yaitu kondisi janin. ”Kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang saja sudah merupakan suatu risiko. Apalagi jika ditemukan pertumbuhannya terhambat dan terjadi cacat bawaan,”

”Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi, bukan hanya terjadi pada anak umur belasan saja yang tidak siap atau tidak mengerti menjaga kehamilan. Justru hal ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terlalu banyak anak. Boleh dikatakan si ibu sudah capek dan bosan hamil. Jadi pasrah saja, sehingga perawatan dirinya juga kurang.”

itu penjelasan tentang 4 terlalu. sekarang apa itu Tiga terlambat ???????


Tiga Terlambat

faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Ia menyebutkan dengan istilah “tiga terlambat.”

Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.

Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. ”Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan,”

Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani